Tuesday, September 10, 2024

Sebuah Panggilan Dari Masa Lalu

Dina adalah seorang wanita berusia 28 tahun yang tinggal di kota besar. Sejak remaja, ia sudah menjalin beberapa hubungan, tetapi tidak satu pun yang benar-benar membuat hatinya bergetar. Setiap kali hubungan itu berakhir, Dina merasa semakin putus asa. Ia melihat teman-temannya mulai menikah dan memiliki keluarga, sementara ia masih mencari cinta sejatinya.

Suatu malam, saat berkumpul dengan teman-teman, salah satu temannya, Rina, bertanya, "Dina, penderitaankapan kamu akan menemukan seseorang yang cocok? Usia kita semakin bertambah."

Dina tersenyum paksa. "Aku hanya ingin menemukan yang tepat, bukan sekadar cocok."

Dina memutuskan untuk mencoba aplikasi kencan. Ia merasa excited dan sedikit gugup saat membuat profil. Beberapa hari kemudian, ia mendapatkan pesan dari seorang pria bernama Ardi. Mereka sepakat untuk bertemu di sebuah kafe.

Namun, saat bertemu, Dina merasa tidak ada kecocokan. Ardi terlalu banyak bicara tentang dirinya sendiri dan tidak memberi ruang untuk Dina berbicara. Setelah satu jam, Dina tahu bahwa tidak ada masa depan untuk mereka.

Setelah pertemuan itu, Dina merasa frustrasi. “Apakah aku terlalu memilih?” batinnya.

Beberapa minggu berlalu, dan Dina mulai merasa lelah dengan kencan buta. Suatu hari, saat berjalan-jalan di taman, ia bertemu dengan seorang pria bernama Bayu yang sedang melukis. Mereka mulai berbincang dan menemukan banyak kesamaan, seperti kecintaan terhadap seni dan musik.

Dina merasa nyaman di dekat Bayu. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam, tertawa dan berbagi cerita. Namun, saat pertemuan itu berakhir, Dina sadar bahwa Bayu belum memberi sinyal bahwa ia tertarik lebih dari sekadar teman.

Meskipun merasa nyaman, Dina mulai ragu. Ia tidak ingin terjebak dalam hubungan yang tidak jelas. Dalam beberapa hari ke depan, mereka terus berkomunikasi, tetapi Dina merasa bingung dengan perasaannya sendiri. Apakah ini cinta atau hanya pertemanan yang menyenangkan?

Dina memutuskan untuk memberi jarak. Ia tidak ingin berharap terlalu banyak, takut terluka jika ternyata Bayu tidak merasakan hal yang sama.

Suatu malam, saat Dina sedang bersantai di rumah, ia menerima pesan dari mantan pacarnya, Arman. Mereka dulu berpacaran selama dua tahun, tetapi hubungan itu berakhir karena perbedaan visi hidup.

Arman mengajak Dina untuk bertemu. Dina merasakan campur aduk. Apakah ini kesempatan untuk memperbaiki hubungan mereka? Namun, di sisi lain, ia juga ingat mengapa mereka berpisah.

Dina sepakat untuk bertemu Arman. Saat bertemu, mereka berbincang tentang hidup masing-masing. Arman menjelaskan bagaimana ia telah berubah dan ingin memberi hubungan mereka kesempatan kedua. Dina merasa terombang-ambing antara rasa nostalgia dan kehati-hatian.

Namun, saat Arman mulai membahas rencana masa depan mereka, Dina merasa bahwa harapan itu tidak realistis. Ia menyadari bahwa meskipun Arman adalah orang yang baik, mereka tidak memiliki visi yang sama.

Setelah pertemuan dengan Arman, Dina merenungkan semua yang terjadi. Ia merasa lelah dengan harapan yang tidak pasti dan hubungan yang tidak membawa kebahagiaan. Dina memutuskan untuk mengambil waktu untuk dirinya sendiri dan fokus pada impian dan kariernya.

Ia mulai mengejar hobi yang selalu ia tinggalkan, seperti melukis dan menulis. Dalam prosesnya, Dina menemukan kembali dirinya sendiri dan menyadari bahwa kebahagiaan tidak selalu bergantung pada orang lain.

Suatu malam, Dina kembali ke taman tempat ia bertemu Bayu. Ia melihat Bayu sedang melukis di bawah cahaya bulan. Dengan keberanian, Dina mendekatinya dan berkata, "Hai, aku hanya ingin bilang bahwa aku menikmati waktu bersamamu."

Bayu tersenyum. "Aku juga. Aku berharap bisa lebih mengenalmu."

Dina merasa hatinya bergetar. Ia memberi Bayu kesempatan untuk lebih dekat. Mereka mulai berkencan secara resmi, dan Dina merasakan kebahagiaan yang tulus.

Seiring waktu, hubungan Dina dan Bayu tumbuh semakin kuat. Mereka saling mendukung dalam karier dan impian masing-masing. Dina merasa nyaman dan dihargai, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Suatu sore, saat mereka sedang berjalan-jalan di pantai, Bayu mengungkapkan perasaannya. "Dina, aku merasa kita terhubung dengan cara yang dalam. Aku ingin bersamamu dalam perjalanan ini."

Dina merasakan kebahagiaan yang luar biasa. "Aku juga, Bayu. Ini adalah cinta yang aku cari."

Dina dan Bayu mulai merencanakan masa depan bersama. Mereka berbicara tentang impian, perjalanan, dan bahkan keluarga. Dina merasa yakin bahwa Bayu adalah orang yang tepat untuknya.

Suatu malam, saat mereka duduk di balkon apartemen, Dina berbisik, "Aku merasa seperti aku telah menemukan bagian dari diriku yang hilang."

Bayu menggenggam tangan Dina. "Kita akan terus tumbuh bersama, sayang."

Beberapa bulan kemudian, Dina dan Bayu memutuskan untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Mereka bertunangan dalam suasana yang penuh cinta dan harapan.

Dina menyadari bahwa perjalanan cinta tidak selalu mudah, tetapi setiap pengalaman membentuknya menjadi orang yang lebih kuat. Kini, ia siap untuk menatap masa depan bersama Bayu—cinta sejatinya.

Dengan hati yang penuh kebahagiaan, Dina tahu bahwa cinta tidak hanya tentang menemukan pasangan, tetapi juga tentang menemukan diri sendiri dalam prosesnya.

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih untuk sobat-sobat yang mau berbagi sharing disini ....