Sunday, September 8, 2024

Sederhana, Aku Ingin Cinta

Lastri adalah seorang gadis desa yang lugu dan cantik. Dengan rambut panjang yang tergerai dan mata yang cerah, dia menjalani hidup sederhana di desa kecil. Setiap pagi, Lastri membantu ibunya di ladang, merawat tanaman sambil menyanyikan lagu-lagu tradisional.

Masyarakat desa mengenal Lastri sebagai gadis yang baik hati. Dia sering membantu tetangga dan tidak pernah mengeluh tentang pekerjaannya. Namun, di dalam hatinya, Lastri menyimpan impian untuk menjelajahi dunia di luar desa.

Suatu hari, saat Lastri pergi ke pasar, dia melihat seorang pemuda dari luar kota sedang mengamati barang dagangan. Pemuda itu, bernama Arjun, adalah mahasiswa yang sedang melakukan penelitian tentang pertanian. Lastri terpesona oleh senyumnya yang hangat dan cara dia berbicara dengan pedagang.

Lastri: (dalam hati) "Siapa dia? Belum pernah aku melihatnya sebelumnya."

Arjun menyadari tatapan Lastri dan menghampirinya.

Arjun: "Hai! Aku Arjun. Apakah kamu tinggal di sini?"

Lastri: (malu) "Iya, saya Lastri. Selamat datang di desa kami."

Keesokan harinya, Arjun kembali ke desa untuk melanjutkan penelitiannya. Dia mulai mengunjungi Lastri di ladang. Mereka berbincang dan berbagi cerita tentang kehidupan masing-masing. Arjun terpesona oleh kesederhanaan Lastri, sementara Lastri terkesan oleh pengetahuan Arjun tentang dunia luar.

Arjun: "Lastri, kamu sangat beruntung bisa tinggal di tempat yang indah ini. Aku sering merasa terjebak di kota."

Lastri: "Tapi aku ingin tahu tentang dunia di luar desa. Sepertinya menarik."

Arjun tersenyum, menyadari bahwa mereka saling melengkapi.

Seiring waktu, hubungan mereka semakin dekat. Arjun mengajarkan Lastri tentang banyak hal, seperti teknologi, musik, dan seni. Lastri juga memperkenalkan Arjun pada budaya dan tradisi desa. Mereka menghabiskan waktu bersama, berjalan-jalan di ladang, dan menikmati matahari terbenam.

Suatu malam, saat mereka duduk di bawah bintang-bintang, Arjun meraih tangan Lastri.

Arjun: "Lastri, aku merasa sangat beruntung bisa mengenalmu. Aku... aku mulai menyukaimu."

Lastri terkejut, tetapi hatinya berdebar.

Lastri: "Aku juga merasakan hal yang sama, Arjun."

Namun, hubungan mereka tidak berjalan mulus. Keluarga Lastri khawatir tentang Arjun yang berasal dari kota. Mereka takut Lastri akan terluka jika Arjun pergi dan meninggalkannya.

Ibu Lastri: "Lastri, kamu tahu orang kota itu tidak seperti kita. Mereka datang dan pergi."

Lastri: "Tapi Ibu, Arjun baik dan tulus. Dia tidak seperti yang Ibu pikirkan."

Lastri berusaha meyakinkan keluarganya, tetapi keraguan tetap ada. Sementara itu, Arjun juga menghadapi tantangan dari temannya yang tidak mengerti pilihannya.

Teman Arjun: "Kenapa kamu terikat dengan gadis desa? Kamu bisa mendapatkan yang lebih baik di kota."

Suatu hari, Arjun harus kembali ke kotanya untuk menyelesaikan studinya. Momen perpisahan itu sangat menyakitkan bagi mereka berdua.

Arjun: "Aku akan kembali, Lastri. Kita akan bersama lagi."

Lastri: "Aku percaya kamu, Arjun. Tapi aku merasa takut."

Mereka saling berjanji untuk saling menunggu. Namun, seiring berjalannya waktu, Lastri mulai meragukan komitmen Arjun.

Setelah beberapa bulan, Lastri menunggu kabar dari Arjun. Dia sering melangkah ke jalan setapak di desa, berharap melihat sosok Arjun. Namun, lama-kelamaan, keraguan mulai mengisi hatinya.

Saat Lastri sedang duduk di ladang, dia mendengar suara langkah kaki. Ternyata, itu adalah sahabatnya, Dinda.

Dinda: "Lastri, kenapa kamu terlihat murung? Apa Arjun belum kembali?"

Lastri: "Belum. Aku khawatir dia melupakan aku."

Dinda: "Kamu harus percaya. Jika dia mencintaimu, dia akan kembali."

Suatu hari, saat Lastri sedang membantu ibunya di ladang, dia melihat sosok Arjun muncul dari kejauhan. Hatinya berdebar-debar.

Arjun: (senyum lebar) "Lastri! Aku kembali!"

Lastri berlari dan memeluk Arjun erat-erat.

Lastri: "Kamu benar-benar kembali! Aku sangat merindukanmu."

Arjun: "Aku tidak akan pernah melupakanmu. Aku berjuang untuk bisa kembali."

Setelah kembalinya Arjun, mereka berdua bertekad untuk menghadapi segala tantangan bersama. Arjun mulai mengenalkan ide-ide baru untuk meningkatkan pertanian di desa, sementara Lastri membantu menjelaskan kepada keluarganya tentang komitmen Arjun.

Arjun: "Lastri, aku ingin membuat proyek bersama agar kita bisa membangun desa ini."

Lastri: "Itu ide yang bagus! Mari kita buktikan kepada semua orang bahwa kita bisa."

Dengan kerja keras dan cinta yang tulus, Lastri dan Arjun berhasil mengembangkan desa. Mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa cinta dapat mengatasi semua perbedaan.

Suatu sore, di bawah pohon besar tempat mereka pertama kali bertemu, Arjun mengajak Lastri duduk.

Arjun: "Lastri, aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu. Maukah kamu menjadi istriku?"

Lastri: (menangis bahagia) "Ya, aku mau!"

Mereka berdua tersenyum, siap menghadapi masa depan yang cerah bersama, di antara ladang yang menghijau dan harapan yang terus bersemi.

Setelah pertunangan yang mengharukan itu, Lastri dan Arjun segera mulai mempersiapkan pernikahan mereka. Desa menjadi ramai dengan kabar gembira ini. Keluarga dan tetangga membantu mereka dengan berbagai persiapan.

Ibu Lastri: "Lastri, kita harus memilih tanggal yang baik. Semua orang sudah tidak sabar menunggu!"

Lastri: "Iya, Bu. Aku ingin pernikahan ini sederhana, tetapi penuh cinta."

Arjun mengunjungi desa untuk membantu mempersiapkan segala sesuatunya. Dia berbicara dengan para tetua desa dan berencana mengadakan pernikahan di lapangan terbuka dengan pemandangan indah.

Namun, tidak semua berjalan mulus. Beberapa penduduk desa masih skeptis terhadap Arjun. Mereka khawatir bahwa dia hanya ingin mengambil Lastri pergi ke kota.

Tetua Desa: "Lastri, kau harus hati-hati. Orang dari kota sering kali tidak mengerti budaya kita."

Lastri: "Tapi Arjun berjanji untuk membangun desa ini bersama kita. Dia mencintai tempat ini dan semua orang di sini."

Lastri berusaha meyakinkan mereka, tetapi keraguan masih ada. Arjun pun merasakan tekanan ini.

Arjun: "Lastri, mungkin kita perlu melakukan sesuatu untuk membuktikan niat baikku kepada mereka."

Arjun memutuskan untuk mengadakan acara di desa. Dia mengundang semua penduduk untuk berdiskusi tentang pengembangan pertanian dan potensi desa. Lastri mendukungnya sepenuhnya.

Arjun: "Mari kita bikin acara ini sebagai bentuk penghargaan kepada masyarakat. Aku ingin mendengar pendapat mereka."

Saat acara berlangsung, Arjun berbicara dengan penuh semangat.

Arjun: "Saya ingin belajar dari kalian semua. Bersama, kita bisa membuat desa ini lebih baik. Saya tidak ingin mengambil Lastri dari sini. Saya ingin menjadikan desa ini tempat yang lebih baik untuk kita semua."

Penduduk desa mulai merasakan kesungguhan Arjun. Mereka mulai bertanya dan terlibat dalam diskusi. Perlahan, keraguan pun mulai memudar.

Dengan waktu yang terus berjalan, persiapan pernikahan semakin matang. Lastri dan Arjun saling membantu, dan mereka merasakan cinta yang tumbuh semakin kuat.

Lastri: "Arjun, aku tidak sabar untuk hari besar kita. Rasanya seperti mimpi yang jadi kenyataan."

Arjun: "Aku juga, Lastri. Kau adalah segalanya bagiku. Mari kita buat hari itu tak terlupakan."

Saat hari pernikahan semakin dekat, Lastri merasakan kebahagiaan dan sedikit kecemasan. Dia ingin segalanya berjalan lancar.

Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Seluruh desa berkumpul untuk merayakan pernikahan Lastri dan Arjun. Dengan gaun putih sederhana yang indah, Lastri tampak bersinar. Arjun, mengenakan batik tradisional, tidak bisa menyembunyikan senyumnya.

Ibu Lastri: (menangis haru) "Anakku, kau sangat cantik. Ini adalah hari bahagiamu."

Lastri tersenyum, merasakan cinta dari keluarganya. Saat upacara dimulai, Arjun mengambil tangan Lastri dan berjanji untuk mencintainya selamanya.

Arjun: "Lastri, aku berjanji untuk mencintaimu dalam suka dan duka, di mana pun kita berada."

Setelah pernikahan, Lastri dan Arjun mulai membangun kehidupan baru bersama. Mereka bekerja sama untuk mengembangkan pertanian, memanfaatkan teknologi yang Arjun pelajari di kota.

Lastri merasa bahagia dapat membantu masyarakat desa dan melihat perubahan positif.

Lastri: "Arjun, lihatlah semua tanaman ini tumbuh subur. Kita berhasil!"

Arjun: "Ya, ini semua berkat kerjasama kita dan dukungan masyarakat. Aku sangat bangga padamu, Lastri."

Seiring berjalannya waktu, Lastri dan Arjun tidak hanya membangun kehidupan mereka sendiri, tetapi juga menginspirasi generasi muda di desa. Mereka mengajarkan pentingnya pendidikan dan kolaborasi antara tradisi dan inovasi.

Lastri dan Arjun tahu bahwa cinta mereka bukan hanya untuk satu sama lain, tetapi juga untuk komunitas yang mereka cintai. Mereka berjanji untuk terus berjalan bersama, menghadapai segala tantangan dengan semangat dan cinta yang tak tergoyahkan.

Dengan matahari terbenam di belakang mereka, mereka berdiri di ladang, mengingat perjalanan yang telah mereka lalui, dan siap untuk masa depan yang lebih cerah.Demikian Kumpulan Cerpen Siti Arofah kali ini semoga berkenan di hati.

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih untuk sobat-sobat yang mau berbagi sharing disini ....