Posts

Showing posts from September, 2009

Asyik Browsing Internet

Image
Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Pagi ini, kepalaku serasa ingin pecah, sakit sekali rasanya. Kupaksakan berangkat kerja, karena kebetulan temanku tak masuk hari ini, tak ada rekan pengganti lagi selain diriku. Mau tak mau aku harus masuk kerja. Kusesali diriku saat semalam tak tidur lebih dini. Aku malah asyik berkutat dengan CPU usang milikku, membenahi tulisan-tulisanku di internet atau sekedar browsing mencari kesenangan-kesenangan tertentu yang membuat rinduku sedikit terobati. Aku dan suamiku memang terbiasa browsing setelah anak-anak telah terlelap dalam dunia mimpi. Rupanya malam itu aku tegah dilanda mabuk online di dunia maya, hingga tanpa kusadari aku lupa melihat jam. Tau-tau jam sudah menunjuk di angka sebelas. Padahal saat jam 9 malam, biasanya aku sudah tertidur bersama anak-anakku. Jam 4 pagi, alarm handphoneku berdering, suamiku membangunkan aku yang mecoba menutup mata kembali saat mendengar alarm itu, "Ma, bangun, katanya mau puasa syawal ?". Dengan terburu-bu...
Image
Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Suara beduq bertalu-talu, sambut menyambut mengumandangkan kalimat zikir kepada Sang Illahi. Gema kemenangan menghiasi di sana-sini seiring berakhirnya Ramadhan ini. Ada senyum kemenangan berharap meraup pahala dari Allah, Rab semesta alam. Ada tangis kerinduan akan bulan yang penuh pahala dan berkah ini. Selamat hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1430 H Mohon Maaf Lahir dan Batin Taqobbalallaahu Minna Waminkum Ramadhan,... We miss You forever.

Luka itu Meninggalkan Bekas

Image
Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Pagi ini aku begitu terharu, suamiku memberi sebuah kecupan di pipiku. Setelah semalam tidurku tak pernah nyenyak. Bulan menampakkan sinarnya secara penuh, aku menatapnya dengan berurai air mata. Malam itu begitu teramat panjang bagiku. Meski mataku kupaksakan untuk terpejam, tapi tetap saja aku tak bisa tidur. Hati ini seperti teriris-iris, bahkan kepalaku rasanya hampir pecah. Padahal masalahnya terlampau kecil, sebuah kata yang menyakitkan, yang datang dari suamiku sendiri. Bagaimana mungkin aku sebagai istrinya sampai hati telah dicaci sebagai mahkluk yang paling hina di dunia ini. Aku benar-benar terluka, mengapa ia tak mau menjaga hati istrinya. Aku percaya, bila saja dengan orang lain, sudah pasti ia akan mampu menjaga hati orang lain. Sedang aku ? Aku ini adalah istrinya, teman yang akan menemani di sepanjang sisa hidupnya. Setiap luka sudah pasti akan meninggalkan sebuah bekas. Kenapa sampai hati ia mencaci aku seperti itu ? Pertanyaan ini menghi...

Tak Disangka

Image
Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Aku yang sedang asyik bermain game di HP milik temanku, tiba-tiba saja HP itu mengeluarkan suara musik, pertanda ada telepon masuk. Tanpa berpikir panjang, ku tekan tombol bergambar gagang telepon itu yang bercahaya hijau. Sudah pasti Si penelepon mencari pemilik telepon yang sedang aku pakai ini. Aku katakan bahwa temanku sedang ke kamar mandi. Penelepon itu seorang wanita, kata-katanya lembut membuai aku dalam sebuah lamunan, membayangkan dirinya bak seorang wanita ayu bertubuh langsing, putih dengan tinggi semampai. Lalu dengan secepat kilat teleponnya terputus begitu saja. Kusudahi game di HP itu, aku betul-betul mabuk, kepalaku seolah terisi penuh oleh suara wanita misterius tadi. Tanganku dengan sigap mengambil sebuah pensil yang ada di meja temanku ini. Ku cari kembali nomor yang tadi menelpon HP temanku ini. Gotcha ! Berhasil,..... ! kucatat nomor itu dalam secarik kertas note dan kusimpan dalam dompet setelah sebelumnya kulipat menjadi 2 bagian. T...

Maafkan Aku Ayah

Image
Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Ayah, guratan-guratan itu kini semakin jelas tergambar pada wajah ayah. Rambut ayah kini bukan lagi memutih tapi telah berubah menjadi semu kecoklatan setelah sebelumnya rambut yang hitam itu memudar menjadi putih. Bila ayah memegang tanganku, akan terasa sekali genggamannya yang dulu kokoh, kini lambat laun semakin gentar. Belum lagi, deretan gigi-gigi ayah yang dulu masih tertata lengkap kini yang tersisa tinggal dua buah di depan. Gigi palsu yang telah pernah dipesan nyatanya tak nyaman dipakai ayah. Apakah ini mengartikan jika usia ayah sudah tak muda lagi ? Pertanyaan ini membuat bulu-bulu kudukku berdiri kaku. Ketakutan ini menghantui diriku jika aku kehilangan sosoknya. Sosoknya begitu teramat aku cintai. Saat Ayah katakan sakit reumathik dan asam urat yang telah lama ayah rasakan, hatiku terasa sesak rasanya ingin menangisi betapa bodohnya aku yang tak mampu menolong ayah. Mungkin sudah jutaan obat yang baginya sudah bosan mau tak mau harus ditelan...

Separuh Ragaku Telah Pergi

Image
Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Setelah kami resmi berpisah, aku memulai hidup dengan lembaran baru tanpa Astri. Meski bagiku begitu terasa sangat sulit untuk melupakan Astri, aku mencoba sekuat tenaga untuk melupakannya. Bayang-bayang itu dan kenangan manis waktu bersamanya tak mungkin aku lupakan begitu saja. Dia adalah wanita anggun nan cantik yang sosoknya begitu aku cintai sebelumnya. Namun semenjak peristiwa malam kelabu itu, aku seolah tertipu dari seorang wanita yang terbalut oleh kecantikan semata. Pun dengan Suhendar, sahabatku. Tak kusangka ia sampai hati berbuat seperti itu. Ia yang sudah kuanggap sebagai saudaraku, ternyata tega membidik peluru dari belakangku. Bagaimana tidak ? kepercayaanku padanya selama ini berbuah dengan menyakitkan. Kamar kami yang kuanggap sebagai kamar paling teristimewa. Tak seharusnya mereka melakukannya di kamar istimewa ini. Entah sudah berapa kali mereka melakukan itu. Aku kembali terpuruk bila mengingat bayang-bayang masa lalu. Kedua orang tu...

Cinta yang Tersia-sia

Image
Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Tiba-tiba saja aku kembali ke rumah tanpa memberi tahu terlebih dahulu kepada Astri, istriku. Tugas Dinas di luar daerah yang seharusnya masih dua hari lagi tidak aku ambil mengingat dua hari itu adalah jatah untuk plesiranku di sana. Aku memilih pulang karena rinduku pada anak dan istri tercinta sudah tak dapat terbendung lagi. Aku terlalu disibukkan oleh beberapa kegiatanku. Di samping sebagai Direktur utama sebuah perusahaan yang baru beberapa tahun aku rintis, aku juga merupakan salah satu staff pengajar di sebuah Universitas, aku juga nyambi sebagai consultant di sebuah perusahaan milik orang. Akibatnya, waktuku sungguh-sungguh tersita karenanya. Terkadang aku pulang larut malam, hingga setibanya di rumah, istri dan buah hatiku telah tertidur nyenyak. Dan ketika malam kedatanganku yang begitu mengejutkan ini, aku berusaha datang tanpa suara, tujuanku cuma satu, ingin membuat kejutan untuk istriku. Saat itu aku lewat pintu belakang. Setelah berhasil ...