Posts

Showing posts from October, 2009

Pengemis

Image
Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Pengemis, suatu nama yang menjadikan dirinya mungkin layak diberi sebuah rasa kasihan. Hidup dengan berharap dari belas kasih manusia. Kian hari mereka kini begitu banyak jumlahnya. Kita bisa menemuinya di bus-bus kota, di trotoar jalan, di perempatan jalan menanti mobil yang sedang menunggu lampu merahhberganti hijau atau sesekali melewati rumah demi rumah menunggu belas kasih seseorang. Mereka kadang-kadang penipu. Mengaku sebagai kaum papa, tapi nyatanya rumah di kampung halamannya sungguh besar luar biasa. Mereka hidup merantau ke kota dan menjadi pengemis sebagai profesinya. Kadang kala, mereka berpura-pura cacat. Entah itu tangannya yang ditekuk ke dalam baju hingga bajunya terlihat kosong tanpa tangan. Atau juga dia berjalan dengan bertumpu pada tangan sambil menyeret kakinya mengharap iba dari para penumpang bus. Namun adapula yang berpura-pura sebagai orang yang telah bertaubat dalam lumpur dosa, dia menceritakan panjang lebar tentang kisahnya di ...

Ketika Gempa Terjadi

Image
Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Belakangan ini Indonesia didera bencana gempa bumi yang bertubi-tubi. Sudah pasti banyak air mata karena peristiwa itu. Ada bayi-bayi yang tiba-tiba menjadi yatim piatu, belum lagi mereka kehilangan tempat tinggal dan penyakit meraja rela di sana sini. Trauma pasca gempa menghantui jiwa-jiwa mereka. Lapangan pekerjaan sirna dalam sekejab. Anak-anak menangis karena menahan lapar atau kedinginan karena tak ada selimut atau karena ditinggalkan orang tua mereka untuk seumur hidupnya. Sedang orang tua yang masih hidup kebingungan, ia tak bisa memberi apa-apa lagi untuk anak-anaknya. Seorang temanku kebetulan orang tuanya tinggal di kota Pengalengan, Bandung. Saat gempa Tasikmalaya terjadi, rumah orang tuanya luluh lantah rata bersama tanah. Suasana duka menyelimuti hati mereka. Malam yang gelap gulita karena jaringan listrik yang ikut mati membuat suasana menjadi semakin mencekam. Belum lagi, masih ada kasus yang sungguh mengenaskan saat itu. Ada segerombolan m...

Ketika Terbalut Duka

Image
Kumpulan cerpen Siti Arofah . Tiba-tiba saja naluriku sebagi seorang lelaki hadir dalam adrenalinku meskipun statusku kini telah memiliki seorang istri dan dikaruniai dua orang bocah laki-laki. Aku juga tak mengerti mengapa semuanya bisa terjadi begitu saja. Antara rasa cinta dan iba sama sekali tak kukenali keduanya. Semenjak ia sering curhat padaku mengenai keadaan rumah tangganya padaku, rasa itu hadir menggelayuti sudut-sudut ruang hatiku. Dialah Yanti, rekan sekerjaku, yang sehari-harinya kerap berbicara, entah itu seputar masalah kerja atau sekedar obrolan basa basi mencairkan suasana kerja yang penuh menguras tenaga dan otak. Ia begitu energik dan selalu ceria. Tak pernah sedikittpun terpancar kegundahan hatinya. Karena aku merasa cocok dengan gaya bicaranya yang sopan, dan kadang-kadang sedikit manja, akhirnya setiap makan siang kami keluar makan bersama, terkadang bersama rekan kerja lainnya. Hingga akhirnya kami seperti sepasang sahabat yang dibatasi oleh tali pernikahan masi...

Asa Dalam Rinai Air Mata

Image
Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Akhirnya aku kembali bekerja lagi. Betapa baik hatinya majikanku mau menerima aku kembali sebagai buruhnya lagi. Setelah sebelumnya aku kembali ke rumah orang tuaku karena sakit panas yang tak kunjung reda. saat itu, tubuhku telah tak berdaya. Untuk pulangpun, aku diantar temanku. Mungkin typus yang telah menderaku waktu itu, nyatanya di rumah orang tuaku, aku diberi ibuku minuman yang dibuat dari cacing yang telah dibakar dan ditumbuk, aku disuruh meminumnya beberapa hari layaknya minum kopi. Selang beberapa hari penyakitku pergi, aku telah segar kembali seperti sedia kala. Aku adalah pengantar air galon keliling. Kulakoni pekerjaan ini meski hasil dari jerih payahku ini tak seberapa besar. Aku hanya mampu mecukupi kebutuhanku sendiri. Kerasnya kehidupan yang kian hari kian harus lebih berjuang guna bertahan hidup memompa adrenalinku untuk bisa memilih masa depan. Begitu sulitnya mencari lapangan pekerjaan saat ini. Pengangguran merambah dimana-mana, belu...

Jangan Kau Cepat Pergi, Mimpi

Image
Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Pagi ini aku terbangun dari sebuah mimpi. Mimpi yang paling terindah dari sekian mimpi-mimpiku yang pernah ada. Aku bertemu dengan istriku yang telah meninggalkanku beberapa tahun yang lalu. Ia pergi meninggalkan aku dan seorang buah hati kami sesaat setelah berhasil melahirkan Aisyah, putri tunggal kami yang cantik secantik Mamanya. Ya,... istriku pergi setelah berjuang untuk bisa melahirkan Aisyah, meski nampak sangat berat perjuangan itu akhirnya berakhir maut. Dalam mimpi itu, aku benar-benar tak menyadari jika saat itu aku tengah di alam mimpi. Seakan antara semu dan nyata tak sedikitpun ada bedanya . Istriku benar-benar hadir menemaniku. Tubuhnya terbalut gaun serba putih. Ia nampak begitu cantik sekali. Tiada cacat satupun padanya, aku semakin terpesona padanya. Senyumnya masih sama seperti saat-saat terindah dulu ketika ia masih hidup. Saat itu, aku seakan hendak bertamu di sebuah istana yang sangat megah dan indah serba bercahaya. Dalam hati berta...

Apakah Buih-buih Hatiku Sedingin Hujan ?

Image
Kumpulan Cerpen Siti Arofah . "Emak,..... dingin sekali Emak. Adi kedinginan Mak" berulang kali anakku mengeluh akan dinginnya siang ini, karena hujan telah mengguyur kota sepanjang dua hari dua malam ini. Tapi aku sama sekali tak bergeming, seakan keluhannya bagai hujan yang tengah membasahi bumi, ia akan berhenti dengan sendirinya. Sejenak mungkin aku tampak sebagai seorang ibu yang jahat pada anaknya, yang tega membiarkan buah hatinya terkungkung dalam dinginnya hujan. Bukan tak ada rasa sayang lagi untuk anakku, getirnya hidup yang telah kami hadapi membuat kami harus bertahan hidup semampu kami. Suamiku yang mengais rupiah sebagai penjaja minuman gelas dari sebuah bis kota ke bis kota lainnya, tak bisa mencukupi kebutuhan hidup kami yang tinggal di kota Jakarta dengan harga - harga kebutuhan pokok yang kian hari kian melambung. Situasi ini membuat kami harus hidup dengan seadanya. Pernah suatu ketika, aku sampai berpuasa , aku memilih mengalah kepada anakku, uang hasil j...

Hikmah di Balik Gempa

Image
Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Masih ingat Ketika Gempa terjadi di Tasikmalaya ? Mungkin menyisakan banyak cerita di sebagian orang saat kejadian itu menimpa, khususnya yang berada di pulau Jawa. Ada yang menangis, karena takut tsunami terjadi. Ada yang berteriak histeris, bingung, tak tahu harus berbuat apa. Ada yang berlari berharap bisa keluar dari rumah. Ada yang saling berebut jalan di lorong-lorong tangga darurat. Ada pula yang terjebak di dalam lift yang tiba-tiba saja berhenti di tengah jalan, pasrah akan ketentuan Sang Illahi sambil menangisi apa yang tengah terjadi pada dirinya. Aku pribadi juga seperti manusia-manusia lainnya. AKu yang bekerja di sebuah pabrik yang memproduksi barang-barang berukuran setinggi rumah, terbiasa jika setiap hari berteman dengan aneka getaran-getaran. Entah itu getarannya besar ataupun dalam skala kecil, semua itu karena mesin yang sedang jalan atau hasil produksi yang jatuh ketika hendak diangkut menuju ke suatu tempat. Tapi kala Gempa terjadi,...

Sebuah Ancaman Membawa Luka

Image
Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Aku terpaku sejenak setelah kudapati sebuah SMS dari wali kelas anakku. "Bu, minta tolong ditanyakan apakah Rafi tahu siapa yang mengambil uang milik Oya di mobil jemputan om Yos." Saat itu pikiranku melambung jauh dengan berbagai argumen tentang Rafi anakku. Jangan-jangan wali kelasku ini ingin memberi tahu aku, bahwa Rafi adalah pelaku yang mengambil uang Oya. Jantungku berlari kencang mengejar jawaban itu, tapi saat ini aku masih di kantor berkutat dengan angka-angka di depan layar monitor. Jika aku telepon dari sini, mungkin tak akan puas aku mendapat jawaban dari anakku, sebab aku harus melihat mimik mukanya saat ia memberikan jawabannya padaku agar aku tahu apakah ia menjawabnya dengan jujur atau tidak. "Iya Bu, nanti akan saya tanyakan, tapi maaf, sekarang saya masih di kantor" begitulah balasan SMS yang aku kirim ke wali kelas anakku itu. Jam empat sore telah tiba, berarti waktu pulang kerja telah tiba. Aku pulang dengan hati ya...

Aku Telah Jatuh Cinta Untuk yang Kedua Kalinya

Image
Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Rumput tetangga akan kelihatan nampak lebih hijau dibanding rumput sendiri. Beginilah kiasan yang pernah kudengar. Harusnya kubuang jauh-jauh pemikiran seperti ini. Namun tidak pada diriku yang terjadi sekarang ini. Aku benar-benar telah jatuh cinta lagi. Dan begitu jelinya aku, hingga istriku sama sekali tak mengetahui perselingkuhanku ini. Jujur, aku menyadari, aku telah menghianati cinta istriku yang begitu setia menjalani hidup bersamaku selama ini. Tapi, cinta itu aneh, ia tumbuh bergelora di cawan hatiku tanpa memperdulikan hati siapapun. Kejadian ini terjadi kira-kira dua tahun belakangan ini. Entahlah, padahal antara aku dan dia telah sama-sama memiliki pasangan yang syah. Dan hebatnya lagi, masing-masing pasangan kami adalah orang yang baik, sabar dan tergolong setia menjalani biduk rumah tangga. Adalah hal yang bodoh, bila kami meninggalkan istriku. Syetan mana yang telah merasuk dalam jiwaku dan Riri, tetanggaku itu, hingga kami benar-benar sali...